Dalam era pandemi COVID-19 yang masih dihadapi oleh masyarakat di Indonesia, membuat setiap orang terus berlomba menjaga daya tahan tubuh sehingga mampu melawan serangan virus. Siapapun berisiko terinfeksi COVID-19, tak terkecuali anak-anak. Orang tua selain disibukkan proses adaptasi berbagai kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari, juga perlu memperhatikan asupan nutrisi anak selama masa pandemi COVID-19 sehingga anak memiliki sistem imunitas yang baik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kesehatannya. Konsumsi sayur dan buah menjadi salah satu bagian penting dalam mewujudkan asupan gizi yang seimbang. Keduanya sebagai sumber vitamin, mineral dan serat pangan serta berperan antioksidan yang berkaitan dengan sistem imunitas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan konsumsi 400 gram sayur dan buah per orang per hari. Anjuran konsumsi sayur dan buah bagi anak balita dan anak usia sekolah secara khusus, berkisar antara 300-400 gram per hari. Namun, menilik data CDC tahun 2014, 93% anak-anak tidak mencapai angka rekomendasi konsumsi sayur dan 60% tidak mencapai angka rekomendasi buah.
Suatu penelitian yang dilakukan pada penduduk Indonesia pada 2016 pada sampel Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang paling sedikut mengkonsumsi sayur merupakan kelompok anak usia balita (0-59 bulan). Di sisi lain, kebiasaan makan yang terbentuk pada fase awal anak-anak cenderung menetap hingga usia dewasa pada beberapa individu, dimana dipengaruhi oleh pengenalan awal bahan makanan dan pengulangan paparan terhadap bahan makanan tertentu sehingga menimbulkan pengalaman makan yang menyenangkan dan role model yang baik. Oleh karena itu, paparan pengenalan sayur dan buah pada anak seyogyanya melalui keterlibatan banyak indra, yakni melihat, mendengar, membau dan menyentuh bahan makanan sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan membangun kebiasaan konsumsi sayur dan buah.
Inovasi program “Pelangi Piringku, Alangkah Sehatnya” memiliki tujuan pengenalan berbagai sayur dan buah yang beragam dan berwarna-warni pada anak terutama usia 4-6 bertujuan menumbuhkan keinginan untuk konsumsi sayur dan buah juga meningkatkan konsumsi sayur dan buah yang variatif. Selain itu, anak juga dapat belajar macam warna, jenis sayur dan buah, hingga pengelompokan sayur dan buah. Sambil menjalankan rangkaian program tersebut, anak dapat diajak menyanyi bersama menggunakan Lagu “Pelangi” (Ciptaan: AT Mahmud) dengan penyesuaian lirik sebagai berikut:
Pelangi piringku, alangkah sehatnya
Merah kuning hijau diatas piringku
Ayo makan buah, ayo makan sayur
Pelangi piringku, sehat tubuhku.
Program tersebut dapat dilakukan dengan beberapa penyesuaian terutama di masa pandemi COVID-19 secara online/ dalam jaringan melalui beberapa kegiatan. Apabila memungkinkan, orang tua juga dapat membuat/ mencetak contoh lembar aktivitas anak seperti gambar (Lampiran 1):
1. “Merah, Kuning, Hijau, di atas piringku”
Orangtua dapat membantu mempersiapkan sayur dan buah yang akan digunakan dalam kegiatan serta mangkuk/ piring/ gelas yang sesuai dengan warna pengelompokan sayur dan buah (Merah, kuning/ oranye, hijau, coklat, putih, ungu). Anak akan diminta untuk mengambil salah satu sayur atau buah kemudian mengelompokkan ke tempat sesuai dengan warnanya hingga seluruh sayur atau buah telah dipindahkan ke dalam masing-masing wadah yang sesuai dengan warnanya atau apabila menggunakan lembar kerja sesuai Lampiran 1, maka anak dapat menggolongkan sayur atau buah sesuai warna pada segitiga. Selanjutnya, anak akan dijelaskan fungsi dasar umum masing-masing warna buah dengan kesehatan, seperti:
2. “Ayo makan buah, ayo makan sayur”
Membuat sate buah atau sayur melalui keanekaragaman sayur dan buah lokal.
Kegiatan “Pelangi Piringku, Alangkah Sehatnya” dapat diadakan satu minggu satu kali untuk dapat membangun kebiasaan konsumsi sayur dan buah anak-anak hingga mencapai pola makan sehat sesuai dengan pedoman gizi seimbang dan tercapai status kesehatan yang optimal. Kegiatan ini tidak hanya dapat dilakukan di masa pandemi COVID-19, namun dapat menjadi suatu kebiasaan baru yang baik dan dapat diimplementasikan terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA:
NO PESERTA LG000260