
Ingin Bugar Tapi Mager Selama Pandemi? Atasi dengan Tips MAGER 3M
August 24, 2020
Aktivitas Fisik untuk Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi Covid-19 “Stay Safe, Be Active!”
August 24, 2020Gizi merupakan zat yang didapatkan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Zat gizi tersebut diperlukan selama kita hidup, mulai dari kehidupan di dalam kandungan hingga lanjut usia. Para ahli gizi di Indonesia telah memberikan Pedoman Gizi Seimbang sebagai panduan dalam pemenuhan zat gizi sehari-hari. Pedoman Gizi Seimbang berisi anjuran untuk menerapkan pola hidup sesuai dengan pemilihan makanan berdasarkan kandungan zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes RI, 2014).
Saat ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penerapan pedoman gizi seimbang di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini tergambarkan dari tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu malnutrisi, obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro. Masalah tersebut berdampak pada tingginya prevalensi stunting, wasting, obesitas, anemia, kekurangan vitamin A, dan gangguan akibat kekurangan yodium (Kemenkes RI, 2018). Masalah-masalah tersebut akan meningkatkan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang.
Salah satu kelompok yang rentan terhadap penerapan pedoman gizi seimbang yang rendah yaitu kelompok anak-anak dan remaja. Hal itu dibuktikan oleh hasil survei kesehatan berbasis sekolah di Indonesia yang berkaitan dengan beberapa aspek dalam pedoman gizi seimbang yaitu masih rendahnya kebiasaan sarapan, mengkonsumsi buah dan sayur, dan aktivitas fisik. Selain itu, pada masa inilah rentan untuk mulai mencoba kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol (Kemenkes RI, 2015).
Kebiasaan sarapan dan konsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Rendahnya kebiasaan sarapan menyebabkan anak beralih pada seringnya kebiasaan mengkonsumsi jajanan junk food di sekolah. Kebiasaan ini memicu tingginya konsumsi gula, garam, dan lemak pada jajanan. Hal ini dapat menyebabkan obesitas karena tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Sedangkan kebiasaan rendahnya mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup akan memicu defisiensi zat gizi mikro yang terkandung di dalam sayur dan buah. Kondisi tersebut akan berdampak pada risiko terjadinya anemia, kekurangan vitamin A, dan gangguan akibat kekurangan yodium. Hal itu diperparah dengan kebiasaan mulai mencoba rokok dan alkohol sehingga akan memicu obesitas dan penyakit degeneratif di masa mendatang. Hal tersebut menunjukkan bahwa rendahnya penerapan pedoman gizi seimbang mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai permasalahan kesehatan yang ada. permasalahan gizi tersebut pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang kesadaran pentingnya penerapan pedoman gizi seimbang. Penelitian oleh Purnamasari et al (2016) menunjukkan bahwa rendahnya penerapan pedoman gizi seimbang pada anak disebabkan oleh rendahnya pengetahuan gizi pada ibu. Hal ini dapat diperbaiki dengan melakukan pemberian edukasi gizi pada siswa dan orang tua di sekolah (Purnamasari et al, 2017).
Edukasi gizi merupakan pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau dalam mempertahankan gizi tetap baik (Notoatmodjo, 2014). Tujuan edukasi gizi diantaranya adalah terciptanya sikap positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan, timbulnya kebiasaan makan yang baik dan adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi (Suhardjo, 2003).
Edukasi gizi dapat diberikan melalui pengenalan gizi yang paling mendasar meliputi makan dengan pedoman gizi seimbang, cuci tangan yang baik dan benar, pola hidup yang sehat sejak SD sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan memberikan materi dari yang paling dasar sesuai dengan tingkatannya. Diharapkan dengan adanya penanaman dan pengenalan dasar-dasar gizi dan pola hidup sehat mampu menumbuhkan kesadaran sehingga sejak anak kecil dapat menumbuhkan kebiasaan yang baik bagi anak. Karena penanaman tentang sadar akan gizi dan pola hidup sehat sejak dini akan membuat anak sadar untuk selalu membiasakan makan makanan sesuai dengan pedoman tanpa perlu diberitahu oleh orang tua. Sehingga pola hidup hidup yang baik ini dapat di implementasikan dikehidupannya sehari-hari. Dengan memberikan edukasi kepada anak-anak sama saja menyiapkan bekal kepada anak-anak tentang kesehatan paling mendasar untuk dirinya dimasa yang akan datang, karena anak-anak sekaranglah calon generasi penerus bangsa duapuluh tahun atau tigapuluh tahun kedepan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya masiv untuk mengenalkan pedoman gizi seimbang sejak dini melalui promosi dan edukasi gizi di sekolah baik dalam bentuk penyuluhan maupun konseling. Harapannya dengan mengenalkan pedoman gizi seimbang sejak dini akan menumbuhkan perilaku yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang sehingga mencegah terjadinya masalah gizi yang berkelanjutan.
Sumber refrensi:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Pedoman Gizi Seimbang Pasal 1.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Perilaku Berisiko Kesehatan pada Pelajar SMP dan SMA di Indonesia. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil utama Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Purnamasari DU, Dardjito E, Kusnandar. 2016. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga, Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Anak Sekolah. Jurnal Kesmas Indonesia. 8(2).
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Purnamasari DU, Dardjito E, Kusnandar. 2017.Perilaku Gizi Seimbang Anak Sekolah Diperbaiki dengan Edukasi Gizi Anak dan Orang Tua. Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman. 1(1):1-9.
Suhardjo. 2003. Berbagi Cara Pendidikan Gizi. Jakarta. Bumi Aksara.
NO PESERTA LG000203