
Yuk!! Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Sekolah
August 24, 2020
Tentang PHBS: Kenali, Ikuti, dan Implementasi
August 24, 2020Kata PHBS mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Terlebih di tengah masa pandemi Covid 19 ini PHBS sangat sering kita dengar dan banyak digaungkan oleh ahli medis, akademisi dan khalayak umum. Dilansir dari http://promkes.kemkes.go.id/ PHBS, kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Kita semua meyakini akan manfaat dan pentingnya PHBS untuk diri sendiri dan lingkungan. Namun terkadang implementasi kegiatan PHBS di kehidupan nyata belum berjalan optimal. Di lingkungan sekolah misalnya tidak semua elemen sekolah meliputi guru, siswa, tenaga kependidikan, termasuk office boy menjalanakan PHBS dengan baik. Dan yang menjadi tantangan lebih besar lagi adalah sekolah berbasis boarding dimana siswa atau peserta didik berada 24 jam di lingkungan sekolah.
Bagi sekolah no-boarding yang menerapkan full day peraturan PHBS dimulai dari saat siswa masuk sekolah pukul 7 pagi sampai pukul 4 sore. Dalam keadaan seperti ini setiap elemen sekolah lebih mudah untuk menjalankan PHBS karena semua elemen baik dari pendidik, tenaga kependidikan, siswa, dan pegawai lainnya bisa melakukan controlling bersama menjalankan PHBS. Sedangkan bagi sekolah berbasis boarding, controlling perlu dilakukan selama 24 jam non-stop. Dan ini merupakan tantangan tersendiri.
Persamaan siswa sekolah berbasis boarding dan no-boarding adalah sama-sama menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari pagi sampai dengan sore hari. Sedangkan perbedaaanya terletak pada kegiatan setelah KBM. Setelah KBM selesai, siswa non boarding pulang ke rumah masing-masing menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Sedangkan bagi siswa boarding mereka tidak pulang ke rumah melainkan ke asrama yang biasanya berada di lingkungan sekolah itu sendiri.
Implementasi PHBS di lingkungan sekolah berbasis boarding mungkin lebih berat dibandingkan di sekolah no-boarding. Pasalnya kehidupan semua elemen khususnya siswa boarding seharian penuh berada di lingkungan sekolah. Siswa biasanya lebih bisa mengontrol dirinya saat KBM dan mentaati peraturan di sekolah. Setelahnya mereka akan menunjukkan kebiasaan aslinya layaknya di rumah. Terlebih bagi mereka yang di rumahnya memiliki asisiten rumah tangga sehingga segala aktivitas bersih-bersih berkenaan dengan PHBS dilakukan oleh asisten rumah tangga.
Siswa boarding yang ketika di rumahnya tidak terlalu memperhatikan PHBS maka saat di asrama akan menunjukkan perilaku yang sama. Membuang sampah sembarangan misalnya adalah contoh kecil kegiatan tidak sesuai dengan PHBS. Terlebih di asrama seorang siswa tidak diawasi secara langsung oleh pengurus layaknya ketika mereka di rumah diawasi oleh orang tuanya, sehingga keinginan untuk tidak mematuhi PHBS semakin besar. Inilah salah satu kendala sekolah berbasis boarding membutuhkan usaha yang lebih besar untuk menerapkan PHBS di lingkungan sekolah dan asrama.
PHBS dapat dilakukan secara efektif jika setiap elemen patuh dan menjalankan dengan kesadaran diri masing-masing. Namun untuk menanamkan kesadaran diri akan pentingnya PHBS ini tidaklah mudah karena elemen di sekolah boarding lebih kompleks. Selain itu menanamkan kesadaran diri kepada siswa setara SMP maupun SMA perlu waktu dan usaha sistematis.
Cara efektif penanaman kesadaran diri akan pentingnya PHBS di lingkungan sekolah berbasis boarding adalah dengan self-reflection dipadukan dengan lembar check list. Apa itu self-reflection? Self-reflection adalah seseorang merenung sejenak tentang apa yang sudah dilakukan dan mengevaluasi apa yang kurang dan apa yang sudah baik dan kemudian menentukan langkah selanjutnya. Setiap harinya siswa sekolah boarding sebelum tidur meluangkan waktu 5-10 menit untuk merefleksi diri tentang apa yang sudah dilakukan pada hari itu. Agar kegiatan refleksi ini efektif perlu adanya lembar check list berisi indikator-indikator apa yang seharusnya mereka lakukan dari bangun tidur sampai tidur kembali. Misalnya tertulis di dalam lembar check list tersebut bangun pukul 04.15 WIB. Pukul 04.15-04.30 WIB adalah bersih-bersih diri tak lupa di dalam kolom setelahnya dibuat lebih detail terkait poin-poin PHBS yang seharusnya mereka lakukan seperti gosok gigi, cuci muka, MCK dengan menggunakan jamban bersih dan sehat dilanjutkan berwudlu.
Pembuatan indikator-indikator dalam lembar check list ini dilakukan oleh pihak manajemen sekolah dengan memadukan antara kegiatan siswa di sekolah dan asrama dengan PHBS. Selain itu manajemen sekolah juga membuat indikator-indikator bagi elemen lainnya seperti untuk guru, tenaga kependidikan, office boy dan lainnya. Beberapa kegiatan PHBS yang dapat dilakukan diantaranya mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajanan sehat, olahraga teratur, membuang sampah pada tempatnya, menyapu dan mengepel lantai asrama, dan melakukan kerja bakti bersama dengan teman sekamar untuk menciptakan lingkungan sehat.
Jika kegiatan self-reflection menggunakan lembar check list ini dilakukan oleh semua siswa setiap harinya dan semua elemen lainnya sehingga menjadi sebuah kebiasan atau habit maka akan timbul kesadaran diri dari setiap elemen tentang pentingnya PHBS ini. Manfaat dari berjalannya PHBS in selain menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di lingkungan sekolah, juga meningkatkan kualitas proses belajar mengajar oleh siswa dan guru.
NO PESERTA LG000358