
Pentingnya Sarapan Bagi Anak Usia Sekolah
August 24, 2020
Germat Dulima Smansawi
August 24, 2020Sekolah merupakan tempat dimana anak bisa belajar, berinteraksi dengan orang lain, bermain, menyalurkan hobi, dan juga sebagai tempat pembangunan karakter. Saat ini sekolah sudah menjadi rumah ke dua bagi anak, apalagi jika sekolah tersebut menerapkan full day school. Jadi, dalam 24 jam (1 hari) anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di rumah. Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama mengenai pola makan dan gizi yang dikonsumsi anak harus terpenuhi dengan baik. Banyak orang juga mengatakan bahwa anak cenderung lebih patuh dan lebih percaya kepada gurunya daripada orang tuanya. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena waktu berinteraksi dengan guru lebih banyak daripada waktu berinteraksi dengan orang tua. Maka dari itu, sekolah bisa menjadi tempat strategis untuk mempromosikan gizi dan pola makan yang sehat bagi anak.
Giziku Mantap, Prestasi pun Oke bisa menjadi salah satu pilihan slogan yang dapat digunakan untuk mempromosikan gizi di sekolah. Penjelasannya adalah sebagai berikut. Anak usia sekolah akan sangat aktif terutama dalam hal belajar dan bermain bersama teman-temannya. Mungkin akan lebih banyak bermain daripada belajarnya. Kedua aktivitas ini akan mengeluarkan banyak energi. Maka dari itu, apa yang dimakan anak juga harus sesuai dengan aktivitasnya tersebut agar menjadi seimbang. Anak yang memperoleh kecukupan gizinya akan lebih mudah untuk berkonsentrasi dan menyerap apa yang diajarkan guru saat di sekolah. Dengan begitu, prestasi anak juga akan membaik, tentunya harus seiring juga dengan ketekunan dalam belajar dan bimbingan orang tua di rumah. Lalu apa saja yang bisa dipromosikan terkait pemenuhan gizi anak ini? Topik yang bisa diangkat adalah sebagai berikut :
1. Pentingnya Sarapan
Pagi hari adalah saat yang baik untuk memulai aktivitas karena masih penuh dengan semangat. Belajar adalah aktivitas utama bagi anak. Sarapan memegang peranan penting bagi anak karena dengan sarapan anak akan mendapatkan energi yang cukup untuk belajar pagi hari di sekolah. Ini akan meningkatkan konsentrasi anak untuk menerima apa yang diajarkan saat pagi hari, paling tidak sebelum jam istirahat pertama. Biasanya alasan anak tidak sarapan adalah karena anak bangun kesiangan atau memang tidak terbiasa sarapan. Sekolah bisa meluruskan hal ini dan mengajak anak untuk mengubah kebiasaan tersebut. Jadi budaya sarapan perlu dibangkitkan lagi.
2. Makan Teratur dan Beragam
Makan teratur 3 kali sehari (pagi, siang, sore/malam) dengan 2 kali selingan (antara pagi-siang dan antara siang-malam) perlu juga ditekankan agar energi yang masuk cukup untuk kebutuhan sehari. Apa yang dimakan juga perlu beragam agar anak mendapatkan semua zat gizi, inilah yang dinamakan dengan Gizi Seimbang. Mengapa perlu makan yang beragam? Karena tidak ada 1 jenis bahan makanan pun yang mengandung semua zat gizi, misalnya : nasi sebagai makanan pokok yang kandungan terbesarnya adalah sumber tenaga (karbohidrat) dan hanya sedikit kandungan zat gizi lainnya (protein, vitamin, mineral). Bisa dijelaskan bahwa makan yang beragam berguna untuk pertumbuhan anak.
Gambar di atas adalah penjelasan bagaimana Gizi Seimbang diterapkan dalam sekali makan. Isi Piringku dipilih sebagai cara yang mudah untuk menginterpretasikan bagaimana makan yang beragam beserta dengan porsinya. Jadi dalam sekali makan harus mencakup makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, dan sayuran.
Makanan pokok (2/3 bagian dari ½ piring) : nasi, jagung, ketela, kentang, roti dll
Lauk pauk (1/3 bagian dari ½ piring) : hewani (ikan, ayam, daging, susu dll) dan nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan dll)
Buah-buahan (1/3 bagian dari ½ piring) : semangka, pepaya, pisang dll
Sayuran (2/3 bagian dari ½ piring) : sawi, wortel, terong, brokoli dll
Perlu ditekankan juga agar anak harus belajar menyukai sayuran dan menyertakannya di piringnya sesuai anjuran tersebut di atas karena biasanya anak-anak jarang makan sayuran.
Selain itu, bisa ditambahkan juga informasi cuci tangan pakai sabun sebelum makan, minum air putih minimal 8 gelas sehari, dan olahraga (aktivitas fisik) 30 menit sehari. Mungkin guru juga bisa meminta anak agar mempraktekkan Isi Piringku ini di sekolah supaya anak menjadi lebih paham lagi. Anak bisa diminta membawa piring berukuran sedang (sesuai untuk porsi anak sekolah), peralatan makan lainnya, dan makanan yang sesuai dengan anjuran Isi Piringku.
3. Jajanan Sehat
Anak usia sekolah pasti tidak terlepas dari jajan, mungkin saat istirahat atau saat pulang sekolah. Jajanan juga bisa dijadikan sebagai makanan selingan. Maka dari itu, perlu diberikan juga pengarahan/edukasi kepada anak bagaimana memilih jajanan yang sehat. Berikut beberapa tipsnya :
- Hindari jajanan yang berwarna mencolok terang karena biasanya menggunakan pewarna yang bukan untuk makanan
- Pilihlah jajanan yang diletakkan di tempat tertutup serta bersih dari debu, asap kendaraan, dan kotoran
- Pilihlah tempat jajan yang bebas dari sampah dan serangga (lalat dll)
- Hati-hati dengan jajanan yang dibungkus dengan kertas bekas atau koran
- Hindari jajanan yang terasa “pahit” karena biasanya mengandung pemanis buatan yang berlebihan
- Buang segera bila jajanan bau/basi, rasanya sudah berubah, lembek, berlendir, berbusa, berjamur, sudah mengeras, berubah warna, kemasan rusak, berulat atau mengandung benda asing.
- Teliti dan cek tanggal kadaluarsa jajanan dalam kemasan
- Biasakan melihat juga label gizi dan kandungan jajanan kemasan supaya tahu jenis dan jumlah zat gizi apa saja yang masuk ke dalam tubuh
Pihak sekolah juga bisa menerapkan jajanan sehat di kantin sekolah untuk memberikan contoh yang baik kepada anak. Sekolah perlu mewajibkan pengelola kantin untuk menyediakan makanan/jajanan yang sehat serta sesuai selera anak (yang sedang trend saat ini, beragam, dan menarik). Jika ada penjual baru yang mau bergabung di kantin, sekolah harus benar-benar melakukan seleksi. Mungkin ini bisa menjadi salah satu cara agar anak mengurangi jajan di luar sekolah yang belum tentu terjamin kualitasnya.
Dengan menerapkan beberapa hal tersebut di atas, diharapkan anak usia sekolah mendapatkan kecukupan gizinya sehingga akan mendukung juga prestasinya di sekola karena merekalah nanti yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini. Mari kita bangun generasi penerus bangsa yang berkualitas!
NO PESERTA LG000092