
Yuk Terapkan 8 Pesan Penting Ini untuk PHBS di Sekolah!
August 24, 2020
Program RATU CERIA (Remaja Tangguh Cegah Penderita Anemia) Sebagai Pendukung Pencegahan Stunting Melalui Anak Sekolah
August 24, 2020A. Pendahuluan
Terwujudnya Indonesia maju merupakan harapan seluruh rakyat Indonesia. Salah satu faktor pendukung terwujudnya hal ini adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang maju dan berkualitas. Anak usia sekolah atau siswa adalah bagian dari SDM yang berkualitas. Salah satu indikator kualitasnya adalah sehat jasmani dan rohani.
Namun, realita di lapangan, masih banyak siswa yang belum memahami dan menerapkan gizi seimbang dalam pola makannya. Sebagian besar sangat gemar mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food). Sehingga menimbulkan beberapa penyakit, diantaranya obesitas, stress, sakit kepala, kolesterol, dan sebagainya. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurdanti Weni, dkk (2015: 190) bahwa “Remaja yang memiliki asupan energi, lemak, dan karbohidrat berlebih, frekuensi konsumsi fast food, aktivitas fisik tidak aktif, memiliki ibu dan ayah dengan status obesitas, serta tidak sarapan, berisiko lebih terhadap terjadinya obesitas”.
Demikian halnya yang terjadi di SMA Negeri 11 Pinrang Boarding School. Sebagai sekolah berasrama, tentunya makanan yang disiapkan oleh dapur asrama sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Namun, 76% siswa masih malas makan sayur dan buah. 96% sangat menyukai gorengan dan makanan yang berlemak. Mereka juga masih jajan di kantin sekolah. Observasi awal menunjukkan bahwa 86,5% siswa belum memahami gizi seimbang dan 92,3% belum memahami keamanan pangan.
Banyak hal yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalah ini. Diantaranya adalah pemberian edukasi yang efektif dan efisien kepada semua siswa dan stakeholder sekolah. Edukasi dilakukan dalam bentuk Gerakan Siswa Sadar Gizi (Gersig) untuk Smanses Sehat. Gerakan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan refleksi.
B. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari Gersig untuk Smanses Sehat sangat sangat berpengaruh dalam memberikan pemahaman dan praktik gizi seimbang dan keamanan pangan pada siswa SMA Negeri 11 Pinrang. Pedoman yang telah digunakan dalam Gersig ini diantaranya sebagai berikut:
- Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak,
- PP No 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan,
- Permenkes Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Berikut disajikan tahapan kegiatan Gersig untuk Smanses Sehat.
Tahapan | Kegiatan | Keterangan |
Persiapan | Pembentukan Tim Gersig terdiri dari Kepala Sekolah, Guru/Staff, Pembina Asrama, Kepala Dapur, Orangtua Siswa, dan Perwakilan Siswa. | Rapat Perdana |
Pembuatan Instrumen Pretest | Instrumen Tes | |
Menjalin mitra dengan dinas kesehatan | Pendampingan | |
Sosialisasi SOP keamanan pangan dan praktik gizi seimbang kepada semua warga sekolah | Tatap Muka | |
Pelaksanaan | Tim merancang kegiatan Gersig, desain media edukasi | Media Edukasi (Spanduk, Poster) |
Membantu pengelola pantry (dapur asrama) menyusun pedoman dan rancangan menu gizi seimbang serta penyajiannya | Daftar menu gizi seimbang | |
Membantu pengelola -kantin untuk menyiapkan jajanan aman pangan | Buku Pedoman PJAS | |
Bekerjasama dengan OSIS merancang pelaksanaan lomba desain poster sadar | Pedoman lomba antar kelas |
gizi, tik-tok, esai sadar gizi, penyajian menu gizi seimbang, dan cerdas cermat sadar gizi, film pendek, dan lipsing sadar gizi. | ||
Monitoring dan Evaluasi | Melakukan observasi, memberikan pendampingan | Instrumen Observasi |
Melaksanakan Postest | Instrumen Postets | |
Refleksi | Refleksi proses dan hasil secara berkala dan berkelanjutan | Catatan Wawancara dan Refleksi |
Tabel 1. Kegiatan Gersig untuk Smanses Sehat
Secara rinci metode evaluasi yang digunakan untuk menentukan keberhasilan penelitian disajikan pada tabel berikut.
Indikator Keberhasilan | Teknik Evaluasi | Jenis Data |
Pengelola pantry membeli bahan makanan, megolah secara sehat, dan menyajikan dengan rapi bebas debu dan lalat | – Observasi -Wawancara | Data kuantitatif dan data kualitatif |
Siswa sadar mengkonsumi menu sesuai dengan pedoman gizi seimbang, 4 pilar prinsip gizi seimbang | ObservasiAngketWawancara | Data kuantitatif dan data kualitatif |
Pengelola kantin telah menjual makanan sehat gizi seimbang, bukan makanan/minuman yang berlemak, berpengawet, perasa kimia, pewarna, dan pemanis berbahaya. | ObservasiWawancara | Data kuantitatif dan data kualitatif |
Orangtua sadar dan melaksanakan aturan asrama bahwa orangtua tidak diperkenankan memberi bekal/membawakan makanan cepat | ObservasiWawancara | Data kuantitatif dan data kualitatif |
saji, berlemak, mengandung pewarna sintesis, pemanis buatan, dan pengawet berbahaya |
Tabel 2. Metode Evaluasi Kegiatan Gersig untuk Smanses Sehat
Gambar 1. Suasana Makan Siang dengan Gizi Seimbang
Hasil observasi memberikan gambaran bahwa penyajian menu 98,3 % telah sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Adapun faktor lain yang terkadang mempengaruhi adalah ketersediaan bahan mentah yang sesuai kebutuhan di pasar kurang. Jumlah peserta didik yang mengkonsumsi sayur dan buah mengalami peningkatan yang signifikan, dari 34% menjadi 92% setelah 5 bulan berjalan gersig ini.
Berdasarkan wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa kesadaran siswa sudah mulai berkembang terkait pemenuhan gizi usia remaja dan dewasa. Hal terberat yang sulit ditinggalkan siswa adalah makan gorengan dan kue manis. Pihak dapur menguirangi secara perlahan-lahan.
Dari segi jajanan di kantin. Peningkatan kesadaran siswa juga sudah mulai terlihat. Meskipun kesadaran siswa lambat disadari, namun tim Gersig selalu bersemangat mensosialisakan jajanan pangan. Siswa sangat menyukai minuman kemasan dingin dan gorengan pedas. Meski demikin, tetap diberikan bimbingan
oleh tim. Demikian halnya dengan orangtua siswa, jumlah orangtua yang membawakan makanan cepat saji semakin menurun.
Terkait pemahaman konsep siswa tentang kesadaran keamanan pangan dan pedoman gizi seimbang, tampak bahwa terdapat perbedaan signifikan, peningkatan pemahaman siswa semakin baik. Berdasarkan hasil wawancara dan angket, siswa lebih senang diberikan edukasi dalam bentuk game, poster, infografis, nonton bareng video gizi, dan menulis artikel.
C. Penutup
Gerakan Siswa Sadar Gizi dan Jajanan Aman Pangan yang telah dilaksanakan sangat bermanfaat. Semoga kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan, tentunya melalui refleksi secara berkala. Perhatian besar dari School Based Nutriton Platform (SBNP) Seameo Refcon sangat diharapkan di SMA Negeri 11 Pinrang Boarding School. Kerjasama Semua pihak sangat dibutuhkan dalam mewujudkan generasi sehat yang berkualitas.
Daftar Pustaka
Kurdanti Weni, dkk . 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Obesitas pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Volume 11 No. 4 April 2015.
Peraturan Menteri Kesehatan No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
Peraturan Pemerintah No 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Tim Penyusun. Jakarta. 2013. Informasi Kandungan Gizi Jajanan Anak. Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Deputi III, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia
NO PESERTA LG000411