
Pengenalan Giziku di Sekolahku
August 24, 2020
Yuk Terapkan 8 Pesan Penting Ini untuk PHBS di Sekolah!
August 24, 2020Pandemi Covid-19 menghadapkan semua orang pada tantangan baru serta ketidaknyaman. Dalam hal ini, para orang tua dan pengasuh anak-anak usia sekolah, mereka dihadapkan dengan pola hidup dan asuh anak yang berbeda drastis dari sebelumnya, khususnya merubah aktivitas rutin seperti bekerja dan sekolah hanya dari rumah saja. Kondisi ini menyebabkan semakin berkurangnya aktivitas fisik, tidak hanya pada orang dewasa tetapi terutama juga pada anak-anak. Banyak penelitian sebelumnya yang menyebutkan berbagai manfaat aktivitas fisik,terutama untuk anak-anak selama pandemi Covid-19. Lebih aktif bergerak dan sedikit duduk sangatlah penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Berada di rumah saja berarti memaksa mereka yang sebelumnya terbiasa belajar di sekolah, travelling, olahraga dan bermain/aktivitas di luar rumah menjadi harus menemukan pola hidup baru. Dalam hal ini, penggunaan gadget kemungkinan besar akan meningkat, karena aktivitas pendidikan dan hiburan akan teralihkan menjadi serba online, sehingga menyebabkan aktivitas fisik menurun.
Mengapa lebih aktif bergerak dan sedikit duduk sangat penting untuk generasi muda pada musim pandemi covid-19?
World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk usia anak-anak (5-17 th) idealnya minimal menghabiskan waktu sekitar 60 menit dalam sehari untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang agar dapat mempertahankan kebugaran dan kesehatan tubuhnya. Dalam sepekan, anak-anak dianjurkan melakukan aktivitas fisik yang melibatkan kekuatan otot dan tulang (seperti yoga dan skipping) dan beberapa aktivitas lain untuk membantu keterampilan gerakan (seperti latihan keseimbangan badan, koordinasi dan reflek tubuh). Saran ini didasarkan pada bukti nyata bahwa anak yang lebih aktif beraktivitas fisik memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik, yang meliputi kesehatan jantung (kardiovaskuler), tulang, kebugaran otot, dan status gizi yang normal. Salah satu sumber juga menyebutkan bahwa peningkatan aktivitas fisik berkaitan erat dengan peningkatan kesehatan mental, kecerdasan, kepercayaan diri, dan mengurangi gejala depresi pada usia muda.
Aktivitas Fisik seperti apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak usia sekolah?
Saat ini masih belum banyak sumber yang membutkikan bahwa aktivitas fisik di rumah berpengaruh terhadap kesehatan. Meskipun demikian, membuaat anak menjadi lebih aktif bergerak tetap memberikan dampak positif bagi kesehatannya. Dalam hal ini peran orang tua, pengasuh anak, maupun anggota keluraga yang lain sangat penting dalam membantu anak bergerak lebih aktif. Berikut beberapa ide kegiatan yang membuat anak-anak dapat beraktivitas fisik meskipun di rumah saja.
1. Melakukan Permainan Tradisional
Indonesia memiliki berbagai macam jenis permainan tradisonal yang sebenarnya baik untuk kesehatan, karena melibatkan aktivitas fisik, yaitu seperti permainan petak umpet, engklek, lompat tali, main tali (skipping) dan lain sebagainya. Permainan tersebut cukup sederhana dan dapat dilakukan dengan tetap berada di rumah saja.
2. Melakukan Yoga, Senam Aerobik/Menari Mengikuti Irama Musik
Selama pandemi ini, senam yoga, aerobik, dapat dilakukan mandiri via video atau pun online. Jika anak-anak kesulitan melakukan senam tersebut, kegiatan seperti menari/dance dengan diiringi lagu favorit mereka juga bisa menjadi solusi menarik dan mengurangi kejenuhan anak. Usahakanlah untuk memiliki jadwal rutin dalam sepekan supaya aktivitas fisik lebih konsisten dan terukur.
3. Ide Permainan/ Kegiatan Kreatif
Orang tua dan anak bisa bekerjasama untuk menciptakan kegiatan positif yang melibatkan aktivitas fisik anak. Dalam hal ini, anak diajak untuk berfikir bersama dan menyampaikan pendapatnya terkait aktivitas yang bisa dilakukan bersama, sehingga mereka pun lebih tertarik dan semakin bersemangat untuk melakukan permainan/kegiatan tersebut. Misalnya, melakukan permainan voli menggunakan balon, game bola tangan dengan bola kertas buatan, membuat video berakitivtas fisik, dan lain sebagainya.
4. Membatasi Waktu Duduk dan Bersantai pada Anak
Mengurangi waktu duduk pada anak dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan gangguan pertumbuhan di kemudian hari. Sebuah sumber mengatakan anak usia 5-18 tahun idealnya hanya menghabiskan waktu kurang dari 2 jam dalam sehari untuk berhadapan dengan layar HP, Komputer, TV dan sejenisnya. Oleh karena itu, dianjurkan agar anak memberikan jeda untuk berdiri dan melakukan aktivitas fisik ringan seperti pemanasan/stretching ketika sedang melakukan belajar daring, menonton tv, atau bermain HP. Selain itu, orang tua juga wajib memberikan pembatasan waktu kepada anak untuk bermain dengan gadget.
Apabila kondisi lingkungan sekitar masih memungkinan aman untuk melakukan aktivitas fisik di luar rumah, maka kegiatan seperti jogging, dan bersepeda juga bisa menjadi alternatif lain untuk meningkatkan aktivitas fisik pada anak. Kegiatan macam ini pun sebaiknya dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan virus Covid-19, yaitu dengan tetap menjaga jarak, hindari keramaian, serta tidak lupa menggunakan alat pelindung diri terutama masker, dan selalu jaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Cobalah berbagai macam kegitan yang berbeda supaya anak tidak bosan dan berikan motivasi kepada mereka supaya tertarik untuk berkativitas fisik. Orang tua perlu membiasakan anak untuk rutin melakukan aktivitas fisik, meskipun durasi dan intensitasnya belum memenuhi 60 menit seperti yang dimaksud. Hal ini lebih baik jika disbanding anak yang hanya pasif saja dan sedikit bergerak. Prinsip yang wajib digarisbawahi adalah “Stay Safe, Be Active!”
Sumber:
Fawkner Samantha, Niven Ailsa, Hanson Steve. et al. Physical Activity for Children and Young People Aged 5-18 Years Durin COVID-19. Stay Safe; Be Active. https://blogs.bmj.com/bjsm/2020/04/13/physical-activity-for-children-and-young-people-aged-5-18-years-during-covid-19-stay-safe-be-active/ [Diakses pada 16 Agustus 2020]
Hearth Foundation. Sitting Less for Children. https://www.heartfoundation.org.au/getmedia/6e92b605-81a7-460d-8372-5eaadc23276b/PA-Sitting-Less-Child.pdf [Diakses pada 18 Agustus 2020]
Hammami Amri, Krustrup Peter, Mohr Magni. Physical Activity and Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Specifik Recommendations for Home-Based Physical Training. https://www.researchgate.net/publication/340794446_Physical_activity_and_coronavirus_disease_2019_COVID-19_specific_recommendations_for_home-based_physical_training [Diakses pada 17 Agustus 2020]
Physiopedia. Physical Activity and COVID-19, https://www.physio-pedia.com/Physical_Activity_and_COVID-19 [Diakses pada 15 Agustus 2020]
World Health Organisation. Be Active During COVID-19, https://www.who.int/news-room/q-a-detail/be-active-during-covid-19 [Diakses pada 10 Agustus 2020]
World Health Organisation.#HealthyAtHome – Physical Activity, https://www.who.int/news-room/campaigns/connecting-the-world-to-combat-coronavirus/healthyathome/healthyathome—physical-activity [Diakses pada 16 Agustus 2020]
NO PESERTA LG000235