
Pentingnya Perubahan Perilaku Sehat Sekolah dimasa Pandemi COVID-19
August 24, 2020
Dari Agent of Change menjadi Model of Change: Peran Strategis Guru dalam Edukasi Gizi pada Siswa di Sekolah
August 24, 2020Secara umum, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006).
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi penting untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikkan PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam penerapannya, kebermanfaatan PHBS ini dapat dikelompokkan kedalam 5 tatanan lingkungan kehidupan, yaitu PHBS di lingkungan sekolah, PHBS di lingkungan rumah tangga, PHBS di lingkungan institusi keshatan, PHBS di lingkungan tempat umum, dan PHBS di lingkungan tempat kerja.
Apa yang dimaksud dengan PHBS di sekolah? Dan apa manfaatnya? Berikut penjelasannya. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Manfaat menerapkan PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa, guru serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah tersebut.
PHBS di sekolah mempunyai delapan indikator, yaitu mencuci tangan menggunakan air mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan fasilitas jamban bersih dan sehat, melaksanakan olahraga secara teratur, memberantas jentik nyamuk di sekolah, tidak merokok di lingkungan sekolah, mengukur berat badan dan tinggi badan; serta membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Kedelapan indikator ini harus dilakukan dengan baik agar tercipta perilaku sehat di lingkungan sekolah.
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang menjadi target PHBS, sehingga penerapan perilaku tersebut menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena terdapatnya banyak data yang menampilkan bahwa sebagian besar penyakit yang sering diderita anak usia sekolah (usia 6-10) ternyata berkaitatan dengan PHBS. Selain itu, masih kurangnya pelaksanaan PHBS di lingkungan sekolah dapat menyebabkan dampak lain, yaitu kurang nyamannya suasana belajar akibat lingkungan kelas yang kotor, menurunnya prestasi dan semangat belajar siswa, serta dapat membuat citra sekolah menjadi buruk. Oleh sebab itu, sangat perlu pemberian pemahaman tentang nilai-nilai PHBS sejak dini di sekolah melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Proverawati, dkk, 2012).
UKS adalah bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya terpadu antara lintas program dan lintas sektor. UKS dapat dijadikan sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan kesehatan secara bersamaan, terencana dan bertanggung jawab dalam menciptakan, mengembangkan serta melaksanakan kegiatan hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah (Depkes RI, 2010).
Pembinaan PHBS di sekolah dapat diberikan pada tiga kelompok sasaran PHBS, sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. Sasaran primer pada pembinaan PHBS di sekolah adalah siswa SD, dimana mereka diharapkan dapat untuk mengetahui dan melaksanakan PHBS. Sasaran sekunder adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada sasaran primer dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan PHBS. Pada PHBS di sekolah yang menjadi sasaran sekunder adalah guru, dimana seorang guru adalah panutan dari para siswa. Sasaran tersier adalah orang yang berfungsi untuk mengambil keputusan formal, seperti komite sekolah, kepala desa, lurah, camat, dinas pendidikan, puskesmas dan sebagainya. Mereka dapat memberikan dukungan dalam menentukan kebijakan, pendanaan dalam proses Pembinaan PHBS yang akan diberikan kepada siswa sekolah (Pedoman Pembinaan PHBS Kemenkes RI, 2011).
Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 bab VI pasal 79 Ayat, tentang Upaya Kesehatan menjelaskan bahwa upaya pembinaan kesehatan di lingkungan sekolah diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan hidup yang lebih sehat oleh siswa. Kemampuan tersebut harus diterapkan dalam lingkungan kehidupan yang sehat, sehingga anak usia sekolah dapat belajar, tumbuh, berkembang dan memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya agar menjadi SDM yang berkualitas.
Jadi, sebagai peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah. Meraka harus menerapkan PHBS di sekolah yaitu dengan cara berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat dan secara mandiri mampu mencegah penyakit serta meningkatkan kesehatannya. Agar mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, dan manfaat lainnya. Dengan ini, dapat mengetahui sangat pentingnya PHBS di lingkungan sekolah.
NO PESERTA LG000319