
Aktivitas Remaja Dinamis dan Sehat bersama Elecra, Produk Ecofriendly di Masa Pandemi
August 24, 2020
Pentingnya Implementasi PHBS di Sekolah bagi Siswa
August 24, 2020Remaja putri rentan mengalami kurang gizi karena kesatu pada periode ini merupakan puncak tumbuh kembang, kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah sebagai pengaruh dari lingkungan pergaulan ( ingin langsing ). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi yang optimal ( kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi dan zat gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit sakitan.
Remaja putri yang Kurang gizi akan menimbulkan kekurangan mikronutrein ( Vitamin dan Mineral) yang menyebabkan kerusakan deoxybonucleic ( DNA) dan Makronutrein (Karbohidrat, Lemak dan Protein) sehingga menimbulkan kekurangan energi kronis ( KEK) ( TRIBUN 14/1/2013).
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu akibat terlalu banyak olah raga atau aktifitas fisik. Pada umumnya adalah karena pola makan yang salah misal makan terlalu sedikit atau frekuensinya dikurangi. Remaja putri yang menurunkan berat badan secara drastis penyebabnya diantaranya faktor emosional seperti takut gemuk kemudian dipandang lawan jenis kurang seksi.
Kurang Energi kronis atau KEK cara pengukurannya dilakukan pada lengan atas kiri (LiLA), pada remaja putri yang kidal pengukuran dilakukan pada lengan kanan atas dengan menggunakan pita pengukur antropometrik. Hasil pengukuran LiLA . Bila LiLA < 23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA berarti resiko KEK .
Menurut RIKESDAS 2018 Resiko bumil KEK 23-33% pada bumil usia 15-24 thn pada tahun 2018. Sedangkan resiko anemia ibu hamil 84,6% usia ibu hami 15-24 tahun
Sedangkan untuk mencegah bayi lahir stunting, sebaiknya saat perempuan beranjak dewasa mengkonsumsi makanan yang bergizi, jika sejak remaja kondisi gizi baik, diharapkan pada saat remaja dan siap mengandung, ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan memberikan kepada anak yang berada di kandungannya.
Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang di konsumsi remaja yang mengandung zat sumber tenaga, zat pembangun,dan zat pengatur serta beraneka ragam jenisnya.Berikut ini faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja seperti aktivitas fisik, lingkungan, pengobatan, depresi dan kondisi mental, penyakit dan stres:
Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang beragam dan gizi seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan dengan memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut. Kebutuhan gizi Remaja 13-18 tahun menurut Permenkes No.75 tahun 2014 yaitu energi 2125 kalori/hari, protein 59-69 /hari, zat besi 26 mg/hari dan asam folat 400 g/.
Intervensi yang dilakukan UPT Puskesmas Wanaraja untuk mencegah resiko KEK pada remaja putri yaitu penyuluhan tentang gizi seimbang, konseling gizi dan GERMAS. Serta membuat jadual botram dan minum tablet tambah darah bersama di sekolah dimana siswa membawa bekel makanan yang harus sesuai dengan gizi seimbang.
Saran untuk menanggulangi KEK dan Anemia pada remaja putri yaitu dengan pemberian makanan tambahan anak sekolah berupa biskuit untuk anak sekolah, serta pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri.
Pada masa pandemi COVID 19 sekarang ini, karena sekolah tidak ada tatap muka, tablet tambah darah diberikan oleh kader karang taruna dan untuk untuk pelaporan menggunakan google formulir dengan alamat https://forms.gle/4uSiAz2a1mwkYpp16 .
Daftar Pustaka
Cornelia dkk, Konseling Gizi,2014, Jakarta, Penebar Plus.
Kemenkes RI, Permenkes,2014, Jakarta, Kemenkes http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.co.id/2013/07/gizi-pada-remaja.html
NO PESERTA LG000424