
Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Anak dan Remaja
August 24, 2020
Penerapan Perilaku Hidup Sehat di Sekolah
August 24, 2020Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh status gizinya, untuk mencapai status gizi baik diperlukan asupan makanan yang bergizi seimbang. Salah satu aspek dalam makanan bergizi seimbang adalah konsumsi 50% sayur setiap makan, pada tahun 2018 tercatat oleh lembaga Riskesdas, sebanyak 95,5% masyarakat Indonesia berumur diatas 5 tahun kurang mengonsumsi sayur sesuai anjuran. WHO menganjurkan konsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per hari untuk anak usia sekolah. Melihat dari situasi tersebut, dipandang perlu untuk membentuk sebuah program edukasi gizi anak sekolah dengan harapan tingkat konsumsi sayur bisa meningkat.
Program kebun sekolah dapat dijadikan pilihan program edukasi gizi dengan melibatkan guru dan anak-anak sekolah. Program ini memberikan pengalaman dan pengetahuan untuk anak-anak mengenal dan makan sayur yang telah mereka tanam sendiri. Experience-based learning telah terbukti efektif dalam membantu guru untuk melakukan pengajaran. Program Kebun Sekolah dapat diawali dengan persiapan sayuran yang akan ditanam, sayuran lokal bernilai gizi tinggi bisa dijadikan pilihan. Anak-anak turut berpartisipasi dengan cara diberikan tugas mulai dari menanam, menyiram, membuat kompos sehingga anak mendapatkan pengalaman berkebun yang menyeluruh. Guru dapat memberikan informasi mengenai nama sayuran dan jenisnya.
Pemahaman anak-anak dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan cara menyisipkan materi mengenai berkebun dan ilmu gizi ke salah satu mata pelajaran yang berhubungan. Guru yang sebelumnya telah memiliki pengetahuan mengenai gizi dapat memberikan materi-materi terkait kandungan gizi pada sayur yang ada di kebun sekolah, manfaatnya untuk tubuh, dampak buruk jika anak-anak tidak mengonsumi cukup sayuran. Harapannya, ketika anak-anak telah tertarik dengan topik gizi, guru dapat mulai menambahkan materi-materi lain seperti cara membaca label nutrisi, konsep makanan gizi seimbang, dan lainnya.
Program kebun sekolah yang berjalan lancar diharapkan pula mampu menghasilkan sayuran-sayuran organik yang kelak dapat berintegrasi dengan program-program gizi yang lain, salah satunya Progas yang diinisiasi oleh pemerintah dalam bentuk pemberian sarapan kepada peserta didik dengan tujuan meningkatkan asupan gizi dan kebiasaan sarapan, dengan mengonsumsi hasil panenannya sendiri diharapkan dapat menumbuhkan positive attitude anak terhadap sayuran dan juga makanan lain. Program ini dapat berjalan lancar ketika hal-hal berikut diperhatikan, yakni: a) sekolah memiliki akses tanah terbuka sebagai lahan, b) kerjasama yang baik antar guru, c) biji tanaman dan peralatan kebun, d) dukungan dari orang tua anak-anak.
Dukungan dari orang tua anak-anak dipastikan dapat menambah nilai positif dari program kebun sekolah, ketika anak-anak pulang ke rumah membawa informasi mengenai kebun sekolah dan manfaat gizi dari sayur yang telah mereka tanam, orang tua yang suportif akan mengatur pola makan keluarganya menjadi lebih sehat, dengan begitu tingkat asupan sayur bisa meningkat. Tingkat asupan sayur yang meningkat berkontribusi pada pola makan gizi seimbang yang berpengaruh pada status gizi, status gizi yang baik berpengaruh penting pada kesehatan seseorang. Dengan menjalankan program ini diharapkan membantu untuk mencapai target ketiga dari SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.
1. Kommu, V. (2020). Students Grow Their Own Vegetables in School Yards. Retrieved 16 August 2020, from http://journals.openedition.org/factsreports/434
NO PESERTA LG000324