
Workshop Penulisan Buku Kompilasi Kegiatan SBNP di Indonesia
October 7, 2019
Menerapkan Kebiasaan Perilaku Cuci Tangan 6 Langkah di Lingkungan Sekolah Dasar dalam Upaya Menurunkan Angka Cacingan di Indonesia
August 21, 2020Pandemi merupakan sesuatu yang membuat kondisi kehidupan berubah dari biasanya, yang dulunya pergi ngantor, belajar di sekolah, berbelanja ke swalayan berubah akhirnya dengan dialihkan ke rumah, semua orang melakukan WFH (Work From Home), tak anyar yang dilakukan tidak jauh dari duduk, berbaring, atau sekadar bermain gawai, termasuk anak sekolahan yang tiap hari duduk menatap laptop untuk mengikuti kelas online. Terkadang waktu berjam-jam mereka habiskan untuk mengerjakan tugas online yang bertumpuk sampai-sampai lupa untuk istirahat. Pada studi terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine menyatakan bahwa kegiatan pasif seperti duduk terus menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari ratusan juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktivitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktivitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan 60% beban penyakit global. Demikian juga hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), proporsi penyakit kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, dan pada tahun 1995 sebesar 19%.
Usia anak sekolahan merupakan saat dimana pertumbuhan dan perkembangan melaju dengan pesat, dikutip dari Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatannya yang dihimpun dalam jurnal Unimus menjelaskan bahwa usia anak remaja dan sekolah memiliki perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun sosial, ini karena adanya masa pubertas. Yang lingkup emosi dan kegiatannya harus dijaga dan didukung.
Dalam situasi pandemi ini, kesehatan harus diutamakan selain kondisi pendidikan dan ekonomi. Anak-anak usia sekolah pada saat ini memiliki ruang lingkup bermain yang kecil yaitu rumah, rata-rata yang dilakukan anak-anak tidak jauh dari bermain game online di gawai, aktivitas fisik yang dilakukan mereka cenderung sedikit. Namun tidak bisa kita katakan mereka tidak bermain sama sekali. Lingkungan terdekat mereka ialah rumah, saat sebelum pandemi biasanya kita ketahui bahwa orang tua tidak memiliki waktu untuk bermain bersama anaknya, terkadang disaat mereka pulang, mereka hanya bisa melihat anaknya tertidur, karena adanya momen pandemi ini selain untuk menambah aktivitas fisik kita juga bisa untuk mengajar dan mendidik mereka, orang tua bisa mengajak anaknya melakukan aktivitas fisik sederhana.
Kegiatan fisik ini terdiri dari dua macam yaitu kegiatan aerobik dan anareobik. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di rumah yang merupakan kegiatan aerobik dan anareobik. Cukup mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama bisa membuat kita bergerak, kita ambil saja kegiatan berkebun, selain mengajarkan anak-anak usia sekolah tentang tanaman dan proses merawatnya, kalori yang digunakan untuk kegiatan ini pun cukup banyak yakni sekitar 294 kalori selama 1 jam. Kegiatan lain ialah senam ringan di rumah yang menghabiskan 257 kalori selama 1 jam, senam ini terdiri dari push up, sit up, back up, dan lain sebagainya. Menyapu dan membersihkan rumah juga cukup membuang kalori yakni sebanyak 294 kalori per jam. Kegiatan lain yang dapat dilakukan bisa dilihat pada tabel berikut beserta kalori yang dikeluarkan :
No | Aktivitas Fisik | Kalori yang dikeluarkan |
1 | Cuci baju | 3,56 Kcal/menit |
2 | Mengecat rumah | 3,50 Kcal/menit |
3 | Menyapu rumah | 3,90 Kcal/menit |
4 | Jalan kaki | 5,6 – 7,00 Kcal/menit |
5 | Mengajar | 1,70 Kcal/menit |
6 | Membersihkan jendela | 3,70 Kcal/menit |
7 | Berkebun | 5,60 Kcal/menit |
8 | Menyetrika | 4,20 Kcal/menit |
Dari tabel berikut kita ketahui bahwa kegiatan-kegiatan sederhana pun bisa menguras kalori yang kita miliki, daripada kita hanya diam, memakan makanan ringan, bermain gawai, sehingga adanya penumpukan lemak, lebih baik bergerak agar semua kalori itu terpakai untuk hal yang bermanfaat seperti menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, menemukan hal baru dan mempraktekannya. Mereka bisa memahami bahwa kegiatan fisik sederhana ini pun memiliki manfaat. Dibalik dari tugas-tugas sekolah yang menumpuk dan kelas online, hal ini pun bisa dilakukan. Dengan beraktivitas fisik sederhana banyak manfaat yang didapatkan yaitu terhindar dari resiko penyakit jantung, mencegah tulang keropos, meredakan kecemasan/depresi, dan lain sebagainya. Kita sebagai orang terdekat mereka harus berusaha membuat mereka bergerak, melakukan aktivitas fisik bersama, memantau pertumbuhan dan perkembangannya, menstimulus otaknya, serta meningkatkan keharmonisan antara orang tua dan anak.
Kode Peserta: LG00006
Referensi
Coronavirus disease (COVID-19): The need to maintain regular physical activity while taking precautions tersedia di : https://www.ncbi.nlm.njuh.gov/pmc/articles/PMC7031771/ (diakses 02.08.2020)
American Journal of Preventive Medicine : All-Cause Mortality Attributable to Sitting Time tersedia di : https://www.ajpmonline.org/article/S0749-3797(16)00048-9/abstract (diakses 02.08.2020)
Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/downloads/Panduan Kesehatan Olahraga.pdf (diunduh 03.08.2020)
Fitness Basics by Mayo Clinic diunduh dari http://www.mayoclinic.org/healthy-living/fitness/basics/fitness-basics/hlv-20049447. (diakses 03.08.2020)
https://www.fatsecret.co.id/kebugaran (diakses 05.08.2020)